JAKARTA - Praktisi hukum Krisna Murti saat memberikan tanggapan soal program Makan Bergizi Gratis di Jakarta.
Badan Gizi Nasional (BGN) diminta mengevaluasi dapur penyedia program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul kasus keracunan siswa di sejumlah daerah. Praktisi hukum Krisna Murti menilai pengawasan harus menyeluruh, bukan hanya pada bahan baku, tetapi juga peralatan dapur.
Krisna menyoroti penggunaan ompreng atau food tray yang tidak sesuai standar. Meski pemerintah menetapkan penggunaan stainless 304 yang tahan karat dan aman, ditemukan di lapangan ada dapur memakai stainless 204 yang disamarkan menyerupai 304. “Kalau kualitas peralatannya buruk, makanan yang semula baik bisa tercemar dan memicu keracunan. Ini jelas berbahaya,” tegasnya.
Ia menegaskan tetap mendukung program MBG karena manfaatnya besar bagi gizi dan lapangan kerja, namun tata kelola dapur harus segera diperbaiki. “Dapur tidak boleh hanya mengejar produksi, tapi mengabaikan kualitas,” ujarnya.
Untuk memperkuat pengawasan, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan SNI 9369:2025 tentang wadah bersekat dari baja tahan karat. Standar baru ini mengatur klasifikasi, mutu, dan uji coba food tray, memastikan peralatan makan MBG aman, berkualitas, dan tidak membahayakan kesehatan.
Deputi Pengembangan Standar BSN, Hendro Kusumo, menjelaskan standar ini ditetapkan pada 18 Juni 2025 untuk mendukung tujuan MBG dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui gizi yang baik. “Dengan standar ini, kami ingin memastikan peralatan makan aman, tidak mengandung zat berbahaya, sekaligus mendorong industri dalam negeri memproduksi perlengkapan yang berkualitas,” ujarnya.
(Arif Julianto/okezone)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Follow