Presiden SBY adalah kepalanegara ketiga yang berbicara pada APEC CEO Summit 2011 ini, setelah Presiden RRT Hu Jintao dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Presiden Rusia Dmitry Medvedev, PM Australia Julia Gillard, PM Singapura Lee Hsien Loong, dan Presiden Meksiko Felipe Calderon akan menjadi pembicara sesudah ini.
Seusai menyampaikan pandangannya, Presiden melakukan dialog dengan undangan dipandu oleh Michael Oreskes, editor senior kantor berita Associated Press.
Kepala Negara juga menekankan pentingnya memiliki pola pikir win-win dan menolak pola pikir win-lose yang dominan di abad ke-20. "Karenanya kita saat ini ada dalam titik dimana negara-negara Asia Pasifik memiliki kesempatan untuk mencapai kondisi langka 'synergized progress,' semua bergerak maju bersama dalam sinergi," kata Presiden.
Terakhir, Presiden menekankan pentingnya agar abad Asia Pasifik dibangun atas dasar kondisi sosial yang cepat berubah. "Kita hidup di jaman konektivitas, jaman informasi dan keterbukaan, hirarki tradisional dipasangkan dengan jaringan baru individu dan organisasi di dunia tanpa batasan," Presiden menuturkan.
Ketiga, keharusan akan adanya sebuah evolusi keseimbangan yang dinamis. "Kita beruntung bahwa untuk pertama kalinya sejak waktu yang lama, hubungan antara kekuatan-kekuatan besar ditandai dengan kedamaian, stabilitas dan kerja sama, tetapi kekuatan-baru sedang tumbuh dan hubungan antarkekuatan berubah sehingga menjadi lebih cair," Presiden SBY menambahkan.
"Kedua, untuk mengantisipasi abad Asia Pasifik, kita harus mendefinisikan ulang arsitektur regional kita menjadi terbuka, efektif, inklusif, dan transparan," ujar Presiden. SBY menekankan pentingnya mengikuti perubahan sosial, diplomatik, ekonomis dan politis, yang akan bergerak dengan cepat.
APEC CEO Summit 2011 mengambil fokus meningkatkan kebijakan perdagangan dan ekonomi di seluruh kawasan Asia Pasifik. Beberapa hal yang dibahas seperti perkembangan teknologi dan dampaknya bagi integrasi kawasan, hambatan peraturan bagi integrasi kawasan, serta visi perdagangan dan investasi terbuka pada 2020.
Presiden SBY mengedepankan beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ini. "Pertama, abad Asia Pasifik harus menjadi pusat bagi usaha-usaha pertumbuhan ekonomi dunia yang kuat, stabil, berkesinambungan, dan inklusif," SBY menjelaskan. Hal ini dimungkinkan karena sembilan dari 21 anggota G-20 juga tergabung ke dalam Kerjasama Ekonomi Negara-negara Asia Pasifik atau APEC.