Pemecah batu di Gunung Tampomas, Kabupaten Banjarnegara, sedang memecahkan batu dengan cara tradisional.
Tahun 80-an Gunung Tampomas masih dikenal dengan nama Gunung Wadon atau Gunung Perempuan dalam bahasa Jawa ketika belum ada aktivitas penambangan batu.
Aktivitas penambangan batu mulai hadir di Gunung Tampomas pada tahun 83 menggunakan tekhnologi modern. Saat itu, batu yang diambil digunakan untuk pembangunan bendung gerak Kali Serayu.
Saat ini, pemecah batu hanya diperbolehkan bekerja dengan cara tradisional untuk memecah batu. Hal tersebut disepakati oleh pemecah batu dan masyarakat agar tidak terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap alam di Gunung Tampomas.
Seorang pemecah batu mendapat upah Rp80.000-Rp150.000 untuk satu rit satu muatan truk . Jika batunya tidak keras, mereka bisa memecahkan batu 4 rit dari pukul 06.00-17.00 WIB.