Yenny Wahid Bersilaturahmi ke Ponpes Alkhoziny Sidoarjo Berikan Pendidikan Politik untuk Santri

MPI, Jurnalis · Minggu 26 November 2023 13:00 WIB

Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid memberikan pendidikan politik kepada para santri saat melakukan silaturahmi di Pondok Pesantren Alkhoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (25/11/2023).

 

Pada kesempatan ini, Yenny Wahid ditanya oleh seorang santri terkait apakah boleh santri ikut berpolitik praktis? 

 

Selain itu, apa saja tugas umaro (pemimpin) dan ulama dalam konteks politik?

 

Direktur Wahid Foundation ini mengatakan bahwa seorang santri boleh ikut berpolitik praktis asalkan sudah cukup umur sesuai dengan yang diatur dalam konstitusi.

 

"Apakah santri boleh berpolitik praktis? Boleh, kalau sudah umurnya cukup, karena setiap orang punya hak dalam sistem demokrasi yang kita anut. Dalam sistem demokrasi setiap orang yang sudah cukup umur, menurut undang-undang, maka mempunyai hak untuk memilih pemimpin dan pemimpin itulah yang akan membuat kebijakan untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Yenny Wahid.

 

Yenny Wahid yang kini menjadi Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar - Mahfud menjelaskan bahwa ulama dan umaro atau pemimpin memiliki tugas masing-masing.

 

"Umaro punya tugas kebijakan publik, ulama tugasnya berkewajiban mengingatkan umaro pada kebijakan publiknya agar kebijakan publiknya betul-betul mengacu pada kesejahteraan di masyarakat," ujarnya.

 

Yenny Wahid mengutip dalil yang berbunyi: Kebijakan seorang pemimpin itu selalu harus ada hubungan dengan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya.

 

"Jadi, tugasnya ulama jelas sekali meningkatkan umara. Ulama jangan dipengaruhi umara, ulama harus jernih untuk mengingatkan kalau ada yang keliru," jelasnya.

 

Yenny Wahid menegaskan bahwa ulama tidak boleh punya ego, punya ambisi sendiri dalam politik. Namun, ambisinya bagaimana untuk kesejahteraan masyarakat banyak.

 

"Jadi, dalam berpolitik siyasat atau wasilat adalah alat, tujuannya menciptakan negara yang aman, adil, dan sejahtera," katanya.

 

Dikatakan Yenny, semua warga negara baik itu ulama atau masyarakat umum sama-sama memiliki kewajiban untuk membangun negara Indonesia, menjaga negara ini agar aman, tentram dan tidak ada konflik.

 

Begitupun dengan santri, saat ini belum boleh berpolitik praktis, karena umurnya belum cukup. Namun, yang paling penting adalah santri harus berprestasi.

 

"Berprestasi itu tidak diukur dari jabatan politik saja, tapi juga prestasi lainnya," katanya.

 

Yenny mencontohkan mengajar anak-anak supaya pintar merupakan prestasi, menjadi kiai dan bu nyai yang menuntun para santri untuk bisa mendapat ilmu yang barokah juga prestasi, menjadi dokter yang mengabdikan diri kepada masyarakat juga prestasi, menjadi pengusaha yang sukses, tapi sering sedekah juga prestasi.

 

"Jadi boleh santri berpolitik nanti, terutama yang masih belajar, tapi punya kewajiban untuk membangun negara kita bersama dengan yang lain," pungkasnya.

(MPI)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini