Tiga Suara Indonesia untuk Perdamaian Dunia: Jusuf Kalla, Nasaruddin, dan Arsjad

Arif Julianto/okezone, Jurnalis · Minggu 02 November 2025 23:31 WIB
Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Nasaruddin Umar saat berpidato dalam acara Forum Perdamaian Dunia.
 
Di tengah suasana musim gugur dan dentang lonceng kota abadi, dunia berkumpul dalam Daring Peace – International Meeting for Peace, forum lintas iman dan budaya yang menyerukan perdamaian global.
 
Di antara ribuan peserta, tiga tokoh Indonesia tampil menonjol membawa pesan kebijaksanaan dari Nusantara: Muhammad Jusuf Kalla, Nasaruddin Umar, dan Arsjad Rasjid. Mereka menghadirkan tiga dimensi penting politik, spiritualitas, dan ekonomi yang berpadu dalam satu pesan: perdamaian lahir dari keberanian mempercayai sesama manusia.
 
Sebagai pembicara utama, Jusuf Kalla menegaskan bahwa perdamaian bukan sekadar ketiadaan perang, melainkan keberanian menanggalkan senjata fisik dan ideologis untuk memilih jalan dialog dan keadilan. Ia menekankan bahwa masjid harus menjadi ruang sosial yang menumbuhkan solidaritas kemanusiaan. “Beranilah mewujudkan perdamaian,” ujarnya, “jangan hanya mengambil keuntungan dari konflik.”
 
Selanjutnya,  Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Nasaruddin Umar mengangkat bahaya politisasi agama. “Ancaman terbesar bagi perdamaian bukan agama, melainkan penyalahgunaan agama,” tegasnya. Ia menggambarkan Indonesia sebagai laboratorium kerukunan dunia di mana perbedaan menjadi sumber kekuatan spiritual dan harmoni sosial.
 
Dalam sesi bertema Economy and Solidarity, Arsjad Rasjid menekankan pentingnya keadilan ekonomi sebagai fondasi perdamaian. “Ekonomi tanpa kemanusiaan adalah bentuk konflik tersembunyi,” katanya. Sebagai mantan ketua KADIN dan penggerak 5P Global Movement, ia menyerukan agar dunia usaha berperan aktif membangun ekonomi berkeadaban melalui pemberdayaan masyarakat dan solidaritas sosial.
 
Tiga suara Indonesia ini berpadu dalam harmoni: diplomasi moral, spiritualitas damai, dan etika ekonomi—sebuah pesan bahwa perdamaian bukan hanya urusan rohaniwan, politisi, atau pebisnis, melainkan tanggung jawab bersama lintas iman dan generasi.
 
Gema pidato mereka menggema hingga keluar Basilika Lateran, tempat forum berlangsung. Seorang peserta dari Eropa Timur bahkan menyebut Indonesia sebagai “cermin masa depan dunia yang plural dan damai.”
 
Forum ditutup dengan kutipan Paus Leo XIV yang merangkum semangat seluruh pertemuan: “Perdamaian bukan hadiah, tetapi keputusan.” Dari Roma hingga Nusantara, pesan itu tetap sama: keberanian untuk mempercayai manusia lain.

(Arif Julianto/okezone)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini